SEBUAH PERJALANAN
KAMPUNG ADAT CIREUNDEU
101 Th Tidak Memakan Nasi
KAMPUNG ADAT CIREUNDEU
101 Th Tidak Memakan Nasi
Sampai waktu tiba, alah hahah ko malah nyanyi sih hehe, lanjut ya. Kemarin pada tanggal 26-27 Maret 2019, kami GenPi Cianjur di Undang Oleh GenPi Jawa Barat untuk Mengikuti kegiatan GenPi Jabar Explore To Kampung Adat Cireundeu. Sebelumnya saya sangat tidak tahu dimana sih Kampung Adat Cireundeu itu? Dan saya pun muali cari tahu , dan ternyata Kampung Adat cireundeu itu terletak di Lewigajah, Cimahi Selatan,Kota Cimahi, Bandung.
Seminggu sebelum kegiatan, saya memutuskan untuk ikut dengan rekan-rekan Cianjur untuk mengexplore kampung adat cireundeu bersama GenPi Jabar. Perjalanan kali ini adalah pertama kali saya untuk megikuti kegiatan seperti ini, Saya pikir kegiatan nya pasti akan sangat melelahkan dikarenakan harus menginap di lokasi kampung adat cireundeu 2 hari 1 malam.
Pada tanggal 26 maret 2019 bertepatan di hari Selasa kami pun muali berangkat, akan tetapi kami agak sedikit terlambat untuk sampai ke lokasi kampung adat cireundeu, dikarenakan harus menunggu dan mempersiapakan peralatan-peralatan yang serba dadakan. Seharusnya kami samapi di lokasi itu jam 10.00 WIB karena rangkaian acara di mulai dari jam 10.00 WIB, tetapi kami sampai di lokasi itu pada pukul 12.30 WIB, jadi ketinggalan deh acara penyambutan dan sebagainya, tapi nggak papa lah kan kami bisa melihat dan bertanya tanya kepada rekan-rekan yang mengikuti acara nya, hehe maafkan kami yg agak telat 😁.
Disna kami langsung di sambut dan disuruh menyicipi makanan-makanan khas jawa barat dan kampung cireundeu seperti jagung rebus, singkong rebus , bajigur dan es goyobod. Yang rasanya sangat enak dan khas makanan Tradisional jawa barat. Sesudah menyicipi cemilan Tradisional kami pun di ajak makan siang, dan ternyata saya pun agak sedikit terkejut dengan nasinya yang berbeda. Ternyata itu bukan nasi gays itu adalah singkong yang di olah menjadi Rasi.
Warga Kampung Adat Cireundeu tidak mengonsumsi Nasi dari tahun 1918 dikarenakan mereka ingin merasakan merdeka dari penjajahan belanda. Dan adapun prinsip yang masih di pegang teguh oleh masyarakat kampung adat cireundeu yaitu "Teunyawah asal boga pare, Teu boga Pare asal boga Beas, Teu boga Beas asal bisa Nyangu, Teu Nyangu asal Dahar, Teu Dahar asal Kuat". Sangat mengagumkan sekali di tahun 2019 ini masih ada orang yang kuat menjaga adat nenek moyang nya, mereka sudah 100 tahun lebih memakan Rasi. Setelah saya coba ternyata rasa nya tidak jauh beda dengan Nasi dari padi cuman Rasi agak sedikit ada kesat kesatnya tapi enak dan saya pun merasa kenyang meski tidak makan nasi hehe iya lah kan sudah ada pengganti nya jadi makan Rasi hehe
Di acara selanjutnya kami pun mulai berkumpul di Aula guna untuk kita bersosialisasi tentang pengadaan Pasar Digital di Kampung Cireundeu ini, dan hasil dari sosialisasi itu ternyata kampung adat cireundeu sangat Cocok untuk di adakan Pasar Digital, karena memang kumplit sudah dari kearipan lokal, adat istiadat khas kampung cireundeu nya juga yang akan sangat mengikat wisatawan dari dalam maupun luar negri. Nyatanya sudah ada banyak Turis-Turis yang datang berbondong-bondong untuk datang dan belajar tentang adat kampung cireundeu ini.
Sesudah berbincang-bincang mengenai Pasar Digital, kami pun bersiap siap untuk memuncak dan cam di Gn.Puncak Salam, Dan ada pula larangan- larangan atau aturan-aturan yg harus di taati oleh para pendaki Gn.Puncak Salam, diantaranya yaitu,
1. Tidak boleh memakai Alas Kaki.
2. Tidak boleh memakai pakaian yang dominan berwarna Merah.
3. Untuk wanita yg lagi berhalangan ada tempat yg tidak boleh di kunjungi.
4. Tidak boleh memburu atau menangkap satwa liar di kawasan Gn.puncak salam.
Setelah 1 jam kami memuncak tanpa alas kaki dan di selang beberapa menit istirahat untuk mengatur nafas karena kecapean dan melakukan ritual khusus guna memberi tahu kepada alam bahwa kita mau datang, serta hujan pun mengiringi perjalanan kita apalagi medan dan jalan menuju puncak hampir 40 derajat.
kami pun sampai di puncak salam dengan ketinggian 904 Mdpl, sesampai di sana kami di suguhi dengan pemandangan kota Cimahi Bandung dan gunung-gunung lain terlihat tampak jelas di puncak salam. Tenda berjajar lah tempat kami istirahat, Selepas Adzan Isya kami pun mulai berkumpul di depan gundukan kayu yg basah terkena rincikan air hujan yg tidak kunjung reda, untuk melakukan ritual sebelum menyalakan api unggun dengan iringan alat musik kecapi.
Hangat sudah badan kami di depan api unggun yang membara, sambil menghangatkan badan dan menikmati pemandangan kelap kelip cahaya lampu rumah dan kendaraan yg melaju di kota Cimahi Bandung. kami pun di suguhi makan malam berupa Rasi dan lauk pauknya, adapun cemilan khas jawa barat seperti Kacang tanah, umbi, dan bandrek.
Terlelap sudah kami tidur di tenda ditemani rincik hujan yang belum kunjung reda sampai pagi, mata terbuka mendengar suara bisik teman-teman yang sedang menyaksikan sunrise di pagi hari yang sangat indah dipandang mata. Sekejap kami pun sibuk mengeluarkan kamera dan smartphone masing-masing untuk mengabadikan moment yang di dunggu-tunggu itu. Namun sayangnya Hp saya ternyata batrenya lowbet jadi cuman bisa mendapatkan beberapa gambar saja, tapi tidak apa-apa yang penting bisa menikmati semua moment yang ada di acara Focus Group Disscution (FGD) Pengembangan Pasar Digital di Kampung Adat Cireundeu Cimahi Selatan, Cimahi , Jawabarat.
Ternyata gak terasa waktu sudah menunjukan pukul 09:00 dan kami pun harus cepat bergegas turun untuk melanjutkan rangkaian acara yg sudah di sediakan oleh pihak panitia. Medan perjalanan turun pun sangat lah sulit di banding dengan perjalanan muncak , dikarenakan semalam abis hujan jadi jalanan licin dan harus extra hati-hati, dan ternyata tidak sedikit rekan-rekan kita pada jatuh karena terlalu licin nya jalan yang di penuhi dengan lumpur.
Semua perjalanan di kampung cireundeu ini saya jadikan sebuah pelajaran hidup yang sangat berharga, ternyata semua pemikiran akan terasa lelah berbalik jadi sangat menyenangkan.
Kesimpulan dan harapan nya Semoga Kampung Adat Cireundeu ini kedepan nya bisa menjadi suatu kampung wisata yang di gemari oleh wisatawan Mancanegara dan bisa di segerakan untuk pembuatan Pasar Digital nya. Mudah mudahan semua keingunan bisa terkabul dan sesuai dengan rencana amin yarobalalamin...
Mohon koreksinya di kolom komentar bila ada tulisan atau kata-kata yang salah, karena saya baru pertama kali membuat cerita dan membagikan sebuah pengalaman saya di tulisan seperti ini ..😇🙏
Trima kasih..
Sip
ReplyDeleteSiap
Delete